Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dampak Pandemi Covid-19 Pada Bidang Pendidikan

Dampak Pandemi Covid-19 Pada Bidang Pendidikan

Pandemi Covid-19 telah berdampat pada semua sektor, sehingga Pemerintah menerapkan kebijakan yaitu Work From Home (WFH) ketika masa Pandemi Covid-19 melanda. Kebijakan ini adalah upaya yang diterapkan kepada masyarakat agar dapat menyelesaikan segala pekerjaan di rumah.

Salah satu sektor yang berdapat dengan hadirnya Pandemi covid-19 adalah sektor Pendidikan. Hal ini yang menyebabkan pemerintah meliburkan sekolah dan mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar  dengan menggunakan peraturan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan sistem daring

Dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya. Hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak.  

Dampak Pandemi Covid-19 Pada Bidang Pendidikan

Berikuti ini beberapa dampak dari pandemi covid-19 pada bidang pendidikan khususnya pada proses kegiatan belajar mengajar menggunakan sistem daring.

1. Keterbatasan Gawai bagi Para siswa

Dampat yang pertama yang dialami peserta didik adalah keterbatasan sarana gawai. Kata gawai ternyata merupaka padanan kata dari gadget. Padanan kata itu persamaan kata atau dengan kata lain sinonim. nah sebagian peserta didik didesa-desa tertinggal banyak yang belum mempunyai laptop, smartphone, bahkan handphone sekalipun. 

Bukan hanya siswanya, tetapi orang tuanya pun tidak punya, hanya sebagian orang tua yang mempunyai handphone dan juga smartphone. ini sangat menyulitkan ketika proses pembelajaran jarak jauh.

Solusinya: Guru-guru harus berkunjung ke tiap-tiap rumah untuk mengajar, tentu hal ini sangat tidak efektif.


2. Kurangnya Penguasaan Menggunakan teknologi

Dampak selanjutnya Keterbatasan Penguasaan Teknologi Informasi oleh Guru dan Siswa. bukan hanya siswa, guru pun tidak seluruhnya paham penggunaan teknologi, terutama guru guru yang menjelang pensiun. mereka kesusahan dengan pembelajaran daring.

sebenarnya Guru memegang peran penting untuk mensukseskan pembelajaran daring. Seorang guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan menggunakan teknologi terutama dalam kegiatan pembelajaran.

Tidak cuma guru, siswa pun demikian, apalagi siswa yang dipelosok desa kurang menguasai teknologi untuk pembelajaran. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai. Perangkat pendukung teknologi mahal.


3. Jaringan internet

Jaringan Internet dibeberapa desa tertinggal juga masih sangat memprihatinkan. bahkan untuk telpon saja masih terputus-putus. nah, ini merupakan masalah besar ketika pembelajaran daring. 

Padalah pemerintah sendiri telah berupaya memberikan bantuan paket belajar untuk guru dan siswa, namun ternyata juga tidak efektif untuk sekolah-sekolah di desa tertinggal apalagi di desa yang sangat tertinggal.


4. Rasa malas 

Dampak yang selanjutnya adalah kurangnya motivasi bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Belajar secara online justru malah menambah rasa malas dan juga sulit untuk berkonsentrasi bagi siswa. 

Hal ini disebabkan kurangnya pengawasan dari orang tua, ditambah lagi di beberasa sekolah siswanya ikut membantu orang tuanya mencari nafkah. 

Banyak juga siswa yang lebih memilih untuk bermain game dan membuka sosial media lainnya dibandingkan dengan belajar. 


5. Pendidikan Karakter Lebih sulit untuk dilaksanakan

Seperti yang diketahui pendidikan karakter merupakan pondasi bangsa dalam menuju generasi emas tahun 2045 mendatang. dengan program pendidikan jarak jauh ini akan sulit melaksanakan penguatan pendidikan karakter.

Karena siswa akan lebih sulit dikontrol dari jarak jauh. Namun pendidikan karakter ini tetap bisa dilakukan jika orang tua/wali siswa mau bekerja sama dalam mengontrol siswa untuk mau melakukan apa yang disampaikan oleh gurunya.