Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Kisah Sedih Kakek Nenek Setiap Hari Jalan 2 Km Mengangkut Pasir dan Hanya Diupah Rp100 Ribu Sebulan

  Pasangan lansia, Nenek Lebuh (63) dan Kakek Said (83) mesti bekerja fisik membanting tulang demi menyambung hidup. Untuk mencari nafkah, keduanya pergi dari kediamannya ke sungai yang jaraknya sekitar 2,5 KM. Keduanya menggantungkan hidup dengan mengangkut pasir, dan hanya menerima upah Rp 100 ribu perbulan. Kisah pasangan lansia ini, diunggah oleh akun @rumahyatim di Instagram. Diceritakan, Nenek Lebuh dan Kakek Said hidup berdua dan mengandalkan satu sama lain. Saban hari, Kakek Said mengumpulkan pasir di sungai. Setelah pasir terkumpul sekitar 35 kg, Nenek Lebuh memanggulnya di punggung yang sudah renta. Nenek Lebuh memanggul karung berisi pasir itu dari sungai ke jalan raya yang jaraknya sekitar 2 KM. Itulah rutinitas nenek Lebuh setiap hari sebagaimana video yang diunggah @rumahyatim.  “Awalnya kakek yang bekerja mencari pasir hingga mengangkutnya dari sungai ke jalan. Namun kakek sudah tak kuat lagi untuk bawa beban seberat itu. Jadi mau tak mau nenek yang membawanya,” kata Nen

Demi Sesuap Nasi, Kakek 91 Tahun Ini Jualan Lidi bahkan Rela Tidur di Jalanan

Pada masa Pandemi ini mencari kerja semakin susah, terlebih bagi yang usianya sudah sepuh. Hal ini seperti yang terjadi pada kakek ini, Semua dilakukan demi sesuap nasi. Sejumlah orang menjalani masa tuanya dengan begitu sulit dan masih harus terus banting tulang untuk bisa bertahan hidup. Hal inilah yang juga harus dilakukan oleh seorang kakek berikut ini. Dilansir dari laman kitabisa.com yang diakses dari situs diadona.id,  Mbah yang bernama Sanaswan yang kini usianya telah mencapai 91 tahun. kakek yang sehari-harinya mencari rezeki dengan cara berjualan lidi yang hanya dijual Rp2.000 saja. Untuk berjualan biasanya beliau menempuh perjalanan yang jaraknya kurang lebih 30 kilometer dari rumahnya ke Kota Cilacap, Jawa Tengah. Dengan tubuh yang sudah tidak muda lagi, kakek sudah bungkuk dan perut kosong, beliau terus memikul sekarung sapu lidi. Meskipun beliau menjual sapu lidi dengan harga yang sangat murah, akan tetapi terkadang hanya laku satu saja, walaupun sering tak habis. Kalau t