Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SISTEM PEMELIHARAN ITIK POTONG





SISTEM PEMELIHARAN ITIK POTONG

 

Ada beberapa sumber yang dapat dijadikan sebagai sumber daging itik selama ini. Diantaranya adalah dari itik jantan dari tipe petelur, itik petelur afkir (tua), entog, dan itik serati (ada yang menyebutnya  sebagai  ’tiktok’)  yaitu  perkawinan  antara  entog jantan dengan itik betina.

1. Itik jantan tipe petelur, adalah jenis itik lokal yang tidak digunakan untuk tujuan produksi telur (sebagai pejantan). Itik ini memiliki sifat pertumbuhan yang lambat tetapi mampu tumbuh pada kondisi pakan yang baik yaitu pakan yang ada di sekitarnya. Bobot potong berkisar antara 1,2 sampai dengan

1,5 kg, dengan masa pemeliharaan 3 bulan.

 

2. Itik afkir, yaitu itik petelur tua yang sudah kurang baik produksinya, dan perannya segera diganti dengan itik betina yang masih muda. Itik afkir dapat dijadikan sumber daging karena bobot badannya yang sudah cukup tinggi. Setelah mencapai akhir produksi telur ternak itik betina dapat mencapai bobot badan sekitar 2 kg atau lebih dan dapat dijual sebagai itik potong. Perlu diingat itik yang sudah tua, dagingnya lebih alot.  Namun  hal  tersebut masih  dapat  diatasi  dengan  cara pemasakan tertentu.

3.  Itik serati, adalah itik hasil perkawinan antara entog jantan dengan itik betina. Anak yang dihasilkan adalah mandul sehingga memang cocok untuk digunakan sebagai itik potong.


Itik serati memiliki pertumbuhan yang cepat jika didukung dengan pakan ternak yang baik,  baik yang jantan maupun betina. Masa pemeliharaan 10 minggu, bobot potong yang diperoleh  sekitar  2,5  kg.  Kelemahan  dari  itik  serati  adalah sistem perkawinan harus menggunakan IB (inseminasi buatan). Jika terjadi perkawinan alam antara itik pejantan dengan entog betina maka hanya pertumbuhan anak jantan yang cepat, sedangkan yang betina lambat.

4.  Entog memiliki sifat pertumbuhan yang relatif cepat, dan masa

 


pertumbuhannya panjang. Oleh karena itu entog yang cukup umur memiliki bobot antara 2-3 kg. Kelebihan entog memiliki otot dada yang lebih lebar dan tebal, sehingga banyak dagingnya. Entog mampu beradaptasi dengan kondisi pakan dan lingkungan yang sangat minim. Kelemahannya adalah produksi telur rendah sehingga anak yang dihasilkan juga sedikit.